Setelah kehadiran Spiderman, Hulk, Thor, X-Men, Captain Amerika dan kawan-kawan di layar lebar, ada 1 lagi tokoh komik Marvel yang hadir di bioskop-bioskop tak jauh dari rumah saya pada bulan ini . . . Ant-Man. Ahhhh superhero apaan tuh? Saya sendiri baru dengar, hehee. Dari namanya sih kok ya kurang gagah gitu, manusia semut :’P.
Pada Ant-Man (2015) dikisahkan bahwa Dr. Hank Pym (Michael Douglas) menemukan sebuah partikel yang disebut partikel pym. Partikel tersebut dapat dipergunakan untuk mengecilkan dan membesarkan ukuran tubuh semua mahluk hidup termasuk manusia. Khawatir akan penyalahgunaan penemuannya, Pym menyembunyikan penemuannya tersebut dari dunia terutama pihak militer. Pym kemudian membuat sebuah pakaian tempur yang dilengkapi dengan partikel pym. Dengan menggunakan pakaian tersebut, Pym berubah menjadi Ant-Man. Sesuai dengan versi komik Ant-Man yang terbit di era perang dingin, yaitu sekitar tahun 1960, lawan Ant-Man pada saat itu adalah negara-negara komunis yang secara politis berseberangan dengan Amerika Serikat.
Bertahun-tahun kemudian, Pym yang sudah tua berhasil ditendang dari Pym Technologies oleh murid Pym, Darren Cross (Corey Stoll), melalui politik internal perusahaan Pym Technologies. Ironisnya, Cross dibantu oleh anak Pym sendiri, Hope van Dyne (Evangeline Lilly). Pym memang memiliki hubungan yang kurang harmonis dengan kedua orang terdekatnya tersebut. Kematian istri Pym dan depresi berkepanjangan yang menimpa Pym membuat hubungan Pym dengan Hope tidak harmonis. Sementara itu hubungan Pym dengan Cross memburuk karena Pym menyembunyikan partikel pym dari Cross padahal hubungan mereka dekat sekali. Cross terus berusaha mereplikasi penemuan Pym tersebut sampai akhirnya ia hampir berhasil. Ia berniat membuat pakaian tempur dari partikel tersebut dan menjualnya ke pihak militer.
Melihat niat Cross yang kurang baik, Hope bersatu dengan Pym untuk mencuri prototipe baju tempur Cross yang disebut Yellowjacket. Mereka membutuhkan Ant-Man yang baru, segar dan muda untuk melakukan aksi pencurian tersebut. Akhirnya Scott Lang (Paul Rudd) terpilih sebagai Ant-Man yang baru. Scott adalah maling yang baru saja keluar dari penjara. Selama di penjara, istri Scott meminta cerai kemudian bertunangan dengan seorang polisi. Putri semata wayang Scott pun ikut bersama ibunya. Keadaan ini memberikan motivasi bagi Scott untuk insyaf dan tidak melakukan tindak kriminal lagi. Scott sekarang berubah menjadi Ant-Man untuk mencegah agar formula pym tidak jatuh ke tangan yang salah.
Sebagai Ant-Man, Scott dapat merubah ukuran tubuhnya menjadi kecil sekecil semut namun masih memiliki kekuatan fisik seperti ketika ia berukuran normal sehingga pukulan Ant-Man ketika wujudnya kecil memiliki pengaruh yang sama dengan pukulan Ant-Man ketika tubuhnya berukuran normal. Selain itu Ant-Man dapat pula merubah ukuran benda-benda di sekitarnya menjadi lebih kecil atau lebih besar. Terakhir, Ant-Man mampu berkomunikasi dengan aneka jenis semut sehingga Ant-Man dibantu oleh segelombolan semut ketika sedang melaksanakan misinya. Sebenarnya kalau di dunia komik DC, kekuatan yang mirip seperti ini dimiliki pula oleh tokoh superhero yang bernama Atom, hanya saja Atom tak dapat berkomunikasi dengan semut.
Sebenarnya saya agak pesimis melihat pemeran Ant-Man. Kok pemeran superhero justru seorang aktor yang lebih sering bermain di film komedi? Ternyata Ant-Man memang bukanlah superhero yang serius seperti Superman atau Captain America. Saya melihat banyak kelucuan-kelucuan selama menonton Ant-Man (2015), apalagi Scott dibantu pula oleh trio mantan narapidana yang kocak yaitu Luis (Michael Peña), Dave (Tip “T.I.” Harris) & Kurt (David Dastmalchian). Ketiganya membantu Ant-Man ketika Ant-Man harus berhadapan dengan lawan-lawannya.
Disini Ant-Man memiliki hubungan yang dekat dengan The Avengers dan Hydra. Salah satu anggota The Avengers pun ikut muncul pada Ant-Man. Di versi komik, Ant-Man pertama alias Dr. Pym adalah salah satu pendiri The Avengers. Ultron, lawan The Avengers pada The Avengers: Age of Ultron (2015) pun merupakan hasil kreasi Dr. Pym. Apakah Ant-Man akan ikut hadir pada film Captain America atau The Avengers berikutnya? Mungkin saja ;).
Ternyata nama yang culun dan kekuatan yang tak sejantan superhero lain tidak membuat Ant-Man (2015) menjadi film yang jelek. Saya suka dengan jalan cerita dan pesan moral yang Ant-Man (2015) berikan. Kostum dan special effect yang mendukung film tersebut pun lumayan bagus. Walaupun Ant-Man tetap bukan superhero favorit saya, film Ant-Man (2015) layak untuk memperoleh nilai 4 dari skala maksimum 5 yang artinya “Bagus”.
Sumber: marvel.com/antman
Aku cmn bewe dari hape nih.. Kok tulisannya bisa gak muncul yaa *garuk-garuk kepala yg gak gatal* 😀
Cuman muncul gambarnya nih
SukaSuka
Aq juga dari hape. Pakai apps WP dan browser bawaan android bisa muncul juga tulisannya 😊.
SukaSuka
Iya aku pake apps WP jg dan tulisan blogger lain muncul loh *masih bingung*
Atau sinyal yg gak stabil pengaruh yaa
SukaSuka
Wha. Mungkin masih download data. Tapi biasanya yang telat muncul itu gambarnya bukan tulisannya. Mungkin harus upgrade apps WP juga.
SukaSuka
banyak banget ya superhero marvels
SukaSuka
Sekecamatan nyaingi girlband Korea 😅
SukaSuka
😀
SukaSuka
:’D
SukaSuka
Aku juga enjoy banget nonton film ini. Jadi inget adegan waktu si doktor mau diculik dan si duo komedi gantian “nyulik” mobil si penculik hahaha
SukaSuka
Ping balik: Ant-Man and the Wasp (2018) | Alief Workshop